About Me

header ads

Jejak Pendosa


Hai penduduk langit dan bumi berserta isinya.

Bolehkah aku bertanya?
Kampung halamanku itu syurga kan?

Lalu lantas mengapa aku rela menempuh jalan menuju neraka?
Tidakkah aku rindu akan kampung halamanku?

Apakah neraka adalah tempat yang begitu indah daripada taman dan istana syurga serta nikmatnya jauh melebihi keberlimpahan nikmat para penduduk syurga?

Mungkinkah aku bosan?

Ah, seingatku pun tidak.
Bagaimana bisa terpikir dalam benakku bosan atas semua nikmat itu.

Ataukah mungkin.
Diriku saja yang belum terjaga?
Aku merasa telah hidup, tapi ternyata hanya raga. Hatiku pun mati.

Dan kupikir kamu pun perlu tahu, sungguh aku tak mengerti.

Jika memang sungguh syurga adalah kampung halamanku.
Mengapa lebih sering diriku ini begitu rela dan mudahnya membiarkan langkah demi langkah menapaki jalan yang tidak seharusnya?

Bahkan sudah teramat jelas Allah tunjukkan, ini bukanlah salah satu jalan menuju syurga, melainkan neraka.

Entahlah.
Sekalipun aku berkata cinta pada-Nya.
Ternyata tindakanku menunjukkan sebaliknya.

Tapi yang pasti aku percaya.
Saat ini aku belum terjaga, tenggelam dalam buai mimpi yang mengaburkan segalanya.

Dan aku yakin, bahwa kampung halamanku adalah syurga.
Begitu juga dengan kamu, dia dan juga mereka.


“Ya Allah,
Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau.
Sungguh aku ini termasuk orang-orang yang zalim”

“Dan aku.
Hanyalah seorang pendosa yang tiada pernah berhenti meniti jalan taubat untuk menuju-Mu, kembali di sisi-Mu.”

Posting Komentar

0 Komentar